Thursday, April 25, 2013

Evaluasi Pendidikan


“Nana Sudjana mengatakan, bahwa untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran perlu dilakukan usaha atau tindakan evaluasi. Evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga atau nilai berdasarkan kriteria tertentu. Proses belajar mengajar adalah proses yang bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan tingkah laku yang diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya. Hasil yang diperoleh dari penilain dinyatakan dalam bentuk hasil belajar.

Nabi Muhammad SAW juga pernah mengevaluasi sahabat-sahabatnya. Tujuannya untuk mengetahui kemampuan para sahabat dalam memahami ajaran agama atau dalam menjalankan tugas. Misalnya dengan cara menyuruh para sahabat membacakan ayat-ayat Al-Qur’an di hadapannya, lalu beliau membetulkan hafalan dan bacaan mereka yang keliru. Selain itu juga, Nabi mengevaluasi kemampuan sahabat untuk dijadikan utusan ke suatu daerah mengajarkan agama Islam. Ia melakukan tes terhadap sahabat yang akn diutus nya tersebut, jika yang dijawab sahabatnya itu benar, maka ia dengan tidak ragu lagi untuk merelakan sahabtnya pergi demi mengajarkan agama Islam.

 Evaluasi juga dapat dilakukan dengan cara bertanya tentang suatu masalah hukum secara langsung kepada Rasulullah, sebagaimana terdapat dalam riwayat berikut : menceritakan kepada kami Qutaibat, menceritakan kepada kami Ismail ibn Ja’far, dari Abdullah ibn Dinar, dari Ibn Umar, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “sesungguhnya di antara pepohonan ada satu pohonyang daunnya tidak jatuh ketanah (secara berguguran). Pohon itu bagaikan seorang muslim. Jelaskanlah kepadaku pohon apa itu ?” orang-orang mengatakan pohon itu terdapat di daerah pedalaman. Abdullah berkata, ‘dalam benakku terbetik pikiran bahwa pohon yang dimaksud adalah pohon kurma. Akan tetapi aku malu menjawabnya.’ Orang-orang berkata “beritahukanlah kepada kami, pohon apakah itu wahai Rasulullah ?”beliau menjawab, “pohon kurma.”(H.R. Bukhairi)

Selain menguji pemahaman sahabat tentang ajaran agama, Rasulullah juga dievaluasi oleh Allah melalui perantara malaikat Jibril ketika ia sedang mengajar sahabatnya disuatu majelis. Malikat Jibril menguji kemampuan Rasulullah tentang iman, islam, dah ihsan. Rasulullah juga menguji  kemampuan pada waktu akan berangkat perang, sebagaimana riwayat berikut :

ﺤﺪ ﺛﻨﺎ ﻤﺤﻤﺪ ﺒﻦ ﻋﺒﺪ ﷲ ﺒﻦ ﻨﻤﻴﺮ, ﺤﺪ ﺛﻨﺎ ﺃ ﺒﻲ, ﺤﺪ ﺛﻨﺎ ﻋﺒﺪ ﷲ , ﻋﻦ ﻨﺎ ﻔﻊ, ﻋﻦ ﺍﺒﻦ ﻋﻤﺮ, ﻋﺮ ﻀﻨﻲ ﺮﺴﻮ ﷲ ﺼﻠﻰﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻮﺴﻠﻢ ﻴﻮﻢ ﺃﺤﺪ ﻔﻰ ﺍﻠﻗﺘﺎﻞ, ﻮﺃﻨﺎ ﺍﺒﻦ ﺃﺮﺒﻊ ﻋﺸﺮﺓ, ﻔﻟﻡ ﻴﺠﺯ ﻨﻲ. ﻭﻋﺮ ﺿﻨﻲ ﻴﻭﻡ ﺍﻟﺨﻨﺪﻖ, ﻭﺃﻨﺎ ﺒﻦ ﺨﻤﺳﻰ ﻋﺸﺮﺓ ﺳﻨﺔ, ﻔﺄﺠﺰﺍﻨﻲ (ﺮﻮﺍﻩ ﺍﻠﺒﺨﺎﺮﻲ)

Artinya : Menceritakan kepadaku Muhammad ibn Abdullah ibn Numair, menceritakan kepada kami ayahku, menceritakan kepada kami Abdullah, dari Nafi, dari ibn umar berkata, “Rasulullah SAW menguji kemampuanku berperang pada hari peang uhud, ketika aku berusia empat belas tahun, lalu beliau tidak mengizinkanku. Dan beliau mengujiku kembali pada hari perang khandaq ketika aku berusia lima belas tahun, lalu beliau mengizinkanku. (H.R. Bukhori).

Sistem pengukuran yang digunakan Nabi tidak sama dengan sistem pengetahuan modern sekarang. Prinsip-prinsipnya menunjukkan sistem pengukuran juga terdapat dalam hadis Nabi. Ketika menyaksikan perbuatan yang mungkar, ia berusaha untuk mengubahnya dengan kekuatan fisik, lisan, dan terakhir menunjukkan selemah-lemahnya iman. Ukuran orang munafik itu ada tiga; (1) bila bicara pasti dusta (2) bila berjanjiia mengingkarinya (3) jika diberi amanat ia berkhianat. Ukuran orang kafir yaitu, tidak mensyukuri nikmat Allah, mencacimaki keturunan dan meratapi mayat. Jadi, sistem pengukuran Nabi terhadap manusia itu secara kualitatif.

Jadi, evaluasi yang diterapkan pasa masa Rasulullah SAW adalah secara langsung melihat tingkah laku para sahabat. Mendengar bacaan  sahabat tanpa menggunakan buku seperti sekarang ini. Rasulullah juga selalu memberi nasehat dan arahan jika belum sampai kepada ukuran yang diharapkan.



No comments:

Post a Comment